Kredit gambar: AFP

Perusahaan induk TikTok akan 'dengan penuh semangat' melawan tuntutan terhadap mantan eksekutifnya di AS

ByteDance, perusahaan China yang mengendalikan TikTok, mengatakan Senin ini (15) bahwa mereka akan melawan tuduhan bahwa mereka memecat seorang eksekutif karena memperingatkan tentang apa yang disebutnya “budaya anarki”.

Yintao Yu mengajukan gugatan terhadap ByteDance di ruang sidang San Francisco, pada saat meningkatnya tekanan politik untuk melarang TikTok di Amerika Serikat.

PUBLISITAS

Kritikus mengatakan platform populer ini memungkinkan Beijing mengumpulkan data pengguna dan memengaruhi opini mereka, namun hal ini dibantah oleh perusahaan tersebut.

“Kami berencana untuk melawan dengan tegas apa yang kami anggap sebagai klaim dan tuduhan yang tidak berdasar dalam gugatan ini,” kata juru bicara ByteDance melalui email kepada AFP.

Dalam gugatan yang diajukan pada tanggal 1 Mei, Yu mengatakan bahwa dia mengetahui tidak lama setelah dipekerjakan di California pada tahun 2017 bahwa perusahaan tersebut “mencuri” video yang diposting di jaringan pesaing, seperti Instagram dan Snapchat, untuk diposting di platformnya sendiri. .

PUBLISITAS

Yu, que era chefe de engenharia da ByteDance nos EUA na época, conta que alertou seus superiores, em vão, “e o roubo de propriedade intelectual continuou sem impedimentos”. Ele foi demitido em 2018.

Menurut perusahaan tersebut, Yu adalah karyawan ByteDance Inc. selama kurang dari satu tahun dan selama periode tersebut “dia mengerjakan sebuah aplikasi bernama Filipagram, yang dihentikan karena alasan komersial”.

“ByteDance bersamapromediperlakukan dengan hormat terhadap kekayaan intelektual perusahaan lain, dan kami memperoleh data sesuai dengan praktik industri dan kebijakan global kami,” tambahnya.

PUBLISITAS

Pada hari Jumat, Yu menambahkan tuduhan bahwa ByteDance berfungsi “sebagai alat propaganda untuk Partai Komunis Tiongkok” dalam gugatan aslinya.

Masalah akses terhadap data pribadi pengguna Amerika telah menimbulkan kekhawatiran yang semakin besar di kalangan otoritas negara tersebut. Sebagai tanggapan, perusahaan menyatakan bahwa mereka hanya menyimpan data ini di server di AS.

Baca juga:

gulir ke atas