sampul AFP putih

Kebakaran di asrama mahasiswa menyebabkan 20 orang tewas di Guyana

Sedikitnya 20 orang tewas dalam kebakaran di asrama sekolah di wilayah tengah Guyana, pemerintah mengumumkan dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (22) dini hari. Kebakaran terjadi di sebuah asrama mahasiswa di Mahdia, sebuah kota pertambangan di tengah negara kecil ini, terletak di utara Brazil dan juga berbatasan dengan Venezuela dan Suriname.

“Dengan sangat sedih kami melaporkan kabar terbaru yang mengejutkan tentang kebakaran di asrama SMA Mahdia. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 20 orang dan beberapa lainnya luka-luka,” demikian catatan resmi pemerintah, tanpa menyebutkan penyebab kebakaran.

PUBLISITAS

“Beberapa orang terluka,” tegas Eksekutif tersebut, sebelum mengumumkan bahwa lima pesawat dikirim ke Mahdia untuk membantu otoritas kesehatan regional mendistribusikan pasokan medis tambahan dan melakukan evakuasi sanitasi.

“Presiden dan pihak berwenang lainnya mendukung upaya yang dilakukan di Ogle (bandara Georgetown, ibu kota) untuk menerima pasien dalam kondisi kritis dan mengoordinasikan rencana tindakan darurat,” kata pemerintah, yang meminta masyarakat untuk “terus berdoa untuk anak-anak ini, keluarga mereka dan komunitas mereka.”

Setidaknya satu pesawat dengan tiga orang dievakuasi tiba di Georgetown, menurut seorang jurnalis AFP.

PUBLISITAS

“Ini adalah bencana besar. Mengerikan, menyakitkan”, kata Presiden Irfaan Ali di bandara.

“Kami memulai layanan penyelamatan medis skala besar […], saya juga memesan perangkat khusus” di dua rumah sakit besar di ibu kota “sehingga semua anak yang membutuhkan bantuan menerima perawatan terbaik”, tambahnya.

Sebuah sumber dari pasukan keamanan menjelaskan kepada AFP, tanpa menyebut nama, bahwa “banyak yang tewas dan terluka” dan menyoroti bahwa para korban adalah “anak-anak”.

PUBLISITAS

Mahdia terletak sekitar 200 kilometer selatan ibu kota Guyana dan wilayahnya terkena dampak hujan lebat.

“Kami sepenuh hati untuk keluarga dan kerabat mereka yang terkena dampak tragedi ini,” kata Natasha Singh-Lewis, anggota parlemen oposisi. “Kami meminta pihak berwenang melakukan penyelidikan mendalam terhadap penyebab kebakaran dan melaporkan secara detail apa yang sebenarnya terjadi,” imbuhnya.

“Kita harus memahami bagaimana peristiwa mengerikan dan mematikan ini terjadi dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah tragedi serupa terjadi lagi,” tambahnya.

PUBLISITAS

Guyana, sebuah negara kecil berbahasa Inggris dengan 800.000 penduduk, bekas jajahan Belanda dan Inggris, memiliki cadangan minyak per kapita terbesar di dunia, yang eksploitasinya masih dalam tahap awal.

Baca juga:

* Teks artikel ini sebagian dihasilkan oleh alat kecerdasan buatan, model bahasa canggih yang membantu dalam persiapan, peninjauan, penerjemahan, dan ringkasan teks. Entri teks dibuat oleh Curto Berita dan tanggapan dari alat AI digunakan untuk meningkatkan konten akhir.
Penting untuk digarisbawahi bahwa alat AI hanyalah alat, dan tanggung jawab akhir atas konten yang dipublikasikan terletak pada Curto Berita. Dengan menggunakan alat-alat ini secara bertanggung jawab dan etis, tujuan kami adalah memperluas kemungkinan komunikasi dan mendemokratisasi akses terhadap informasi berkualitas.
🤖

gulir ke atas