Kredit gambar: Marcello_Casal; Antonio Cruz/ Agencia Brasil

Moraes menuntut pemeriksaan berita palsu dalam pertemuan dengan platform digital dan mengatakan putaran kedua adalah “bencana”

Presiden Pengadilan Tinggi Pemilihan Umum (TSE), Alexandre de Moraes, bertemu Rabu ini (19) dengan perwakilan platform digital utama. Kepada mereka yang bertanggung jawab atas jejaring sosial paling populer di Brasil, ia mengatakan bahwa kinerja mereka “cukup baik pada putaran pertama”, namun pada putaran kedua misinformasi adalah “bencana”.

Berdasarkan laporan dari G1, perwakilan perusahaan turut serta dalam pertemuan tersebut Meta (Facebook, Instagram dan WhatsApp), Twitter, Tik Tok, Kwai, Linkedin, Google dan Youtube.

PUBLISITAS

Presiden TSE mengatakan kepada para perwakilan bahwa platform memerlukan waktu untuk menghapus konten yang terkait dengan berita palsu, yang akhirnya menjadi viral dan dengan cepat menyebar ke platform komunikasi yang sangat populer seperti WhatsApp. 

Alexandre de Moraes juga mendorong YouTube, TikTok, dan Kwai untuk tidak membutuhkan waktu lebih dari 4 hingga 5 jam untuk menghapus video ketika dilaporkan oleh pengadilan pemilu.

Menurut laporan di surat kabar Folha de São Paulo, WhatsApp dikabarkan menyatakan bahwa kejadian penembakan massal mengalami penurunan pada pemilu kali ini. YouTube juga setuju untuk bekerja sama dengan menunjukkan dirinya lebih bersedia menghapus video dari platform aslinya secepat mungkin untuk mencegah viralisasi.

PUBLISITAS

gulir ke atas