Kredit gambar: AFP

Produk-produk yang berasal dari kawasan yang mengalami deforestasi tidak akan lagi diimpor, demikian keputusan UE

Selasa (05) ini, Uni Eropa (UE) mengumumkan perjanjian yang melarang impor produk yang berkontribusi terhadap deforestasi, seperti kakao, kopi, atau kedelai. Keputusan ini diambil menjelang dimulainya COP15 tentang Keanekaragaman Hayati di Kanada.

Perjanjian tersebut juga mencakup produk-produk lain, seperti minyak sawit, kayu, daging sapi dan karet, serta berbagai turunannya, termasuk kulit, coklat, furnitur, kertas dan arang, menurut teks yang dirilis setelah negosiasi panjang antara Parlemen Eropa dan Amerika. -Anggota UE.
“Ini yang pertama di dunia! Itu adalah sarapan, coklat yang kita makan, arang dari barbekyu, kertas di buku kita. Ini radikal”, kata Pascal Canfin, presiden komite Lingkungan Parlemen Eropa.

PUBLISITAS

COP15 tentang Keanekaragaman Hayati

Keputusan itu diambil menjelang COP15, yang dimulai Rabu ini (7) dan berlangsung hingga tanggal 19, di Montreal. Perjanjian UE “tidak hanya mengubah aturan permainan konsumsi Eropa, namun juga sangat mendorong negara-negara lain untuk mengubah praktik mereka”, komentar Anke Schulmeister-Oldenhove, dari LSM 'World Wide Fund for Nature' (WWF), sementara organisasi tersebut 'Global Witness' mengatakan ini adalah “momen bersejarah”.

Menurut data tahun 2017, UE bertanggung jawab atas 16% deforestasi global melalui impornya. Selain itu, menurut WWF, negara ini merupakan perusak hutan tropis terbesar kedua setelah Tiongkok.

Blok tersebut akan melarang impor produk dari kawasan yang mengalami deforestasi setelah bulan Desember 2020. Perusahaan pengimpor akan bertanggung jawab atas rantai pasokan mereka dan harus membuktikan ketertelusuran melalui data geolokasi tanaman, dan foto satelit.

PUBLISITAS

(Dengan AFP)

Baca lebih banyak:

gulir ke atas