Ketidaksetaraan gender di pasar tenaga kerja lebih besar dari perkiraan sebelumnya, kata ILO

Perempuan menghadapi lebih banyak kesulitan dalam mengakses dunia kerja dibandingkan perkiraan sebelumnya, dan perbedaan upah serta kondisi hampir tidak berubah selama dua dekade terakhir, Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperingatkan pada hari Senin (6).

ILO mengatakan pihaknya telah mengembangkan indikator baru yang dapat mengukur tingkat pengangguran dengan lebih baik dan mendeteksi semua pengangguran yang mencari aktivitas.

PUBLISITAS

Proyek ini “gambaran yang lebih suram mengenai situasi perempuan di dunia kerja dibandingkan dengan angka pengangguran yang umum digunakan”, kata badan PBB ini dalam pernyataannya, dua hari sebelumnya Hari Perempuan Internasional.

“Data baru menunjukkan bahwa perempuan masih mengalami lebih banyak kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dibandingkan laki-laki,” kata agensi tersebut.

Menurut data ILO, 15% perempuan usia kerja di dunia ingin mempunyai pekerjaan, namun tidak memilikinya, dibandingkan dengan 10,5% laki-laki.

PUBLISITAS

“Ketidaksetaraan gender ini sebagian besar tidak berubah selama dua dekade,” kata organisasi tersebut.

Sebaliknya, tingkat pengangguran resmi antara laki-laki dan perempuan sangat mirip.

Hal ini, menurut ILO, disebabkan oleh fakta bahwa kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang harus dianggap sebagai pengangguran resmi cenderung mengecualikan perempuan secara tidak proporsional.

PUBLISITAS

Menurut laporan itu, Tanggung jawab pribadi dan keluarga, termasuk pekerjaan perawatan yang tidak dibayar, berdampak besar pada perempuan.

Jenis kegiatan ini menghalangi perempuan untuk bekerja, mencari pekerjaan secara aktif, atau tersedia dalam waktu singkat.

“Kesenjangan tenaga kerja (gender) sangat serius di negara-negara berkembang, dimana proporsi perempuan yang tidak dapat mendapatkan pekerjaan mencapai 24,9% di negara-negara berpenghasilan rendah,” kata badan tersebut.

PUBLISITAS

Akses terhadap pekerjaan bukan satu-satunya masalah. ILO mencatat bahwa perempuan cenderung terlalu banyak terlibat dalam beberapa pekerjaan yang rentan, termasuk dalam bisnis keluarga.

“Kerentanan ini, bersama dengan rendahnya tingkat lapangan kerja, berdampak pada pendapatan perempuan,” kata badan tersebut.

ILO menyimpulkan hal itu “Secara global, untuk setiap dolar pendapatan tenaga kerja yang diperoleh laki-laki, perempuan hanya memperoleh 51 sen.”

PUBLISITAS

(Dengan AFP)

Baca juga:

gulir ke atas