“Penganiayaan gender dapat merupakan a kejahatan terhadap kemanusiaan, menurut Statuta Roma, yang mana Amerika Serikat adalah bagian dari hal tersebut,” kata para menteri luar negeri dalam sebuah pernyataan, mengacu pada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag.
PUBLISITAS
“Kebijakan dari Taliban dimaksudkan untuk menghapus perempuan dari kehidupan publik akan berdampak pada cara negara kita berinteraksi dengan Taliban,” tambah mereka.
Pemerintah Taliban tidak Amerika Serikat minggu ini dikritik di seluruh dunia atas keputusannya yang melarang pendidikan tinggi bagi perempuan. Pada bulan Maret, mereka telah mengeluarkan anak perempuan dari sekolah menengah atas.
Dalam komunikenya, the G7 mengatakan langkah-langkah ini harus dibatalkan “tanpa penundaan”.
PUBLISITAS
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang negaranya memegang jabatan Presiden bergilir G7, menilai bahwa keputusan untuk melarang perempuan mengikuti pendidikan di universitas merupakan langkah menuju “Zaman Batu”.
O G7 menyatukan Inggris, Kanada, Italia, Prancis, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Di luar forum ini, Türkiye dan Iran turut serta dalam kecaman tersebut.
“Larangan ini tidak Islami dan tidak manusiawi (…) Mari kita berharap, Insya Allah, mereka akan membatalkan keputusan ini,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Çavusoglu, dalam percakapan dengan pers.
PUBLISITAS
Di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan dia berharap Taliban Afghanistan akan “segera membuka jalan bagi dimulainya kembali pendidikan anak perempuan di semua tingkatan.”
Larangan itu diumumkan pada Amerika Serikat kurang dari tiga bulan setelah ribuan perempuan muda lulus ujian masuk universitas di negara tersebut.
Os Taliban mereka mendapatkan kembali kekuasaan pada Agustus 2021.
Baca juga: