Badan PBB memperingatkan bahwa “siklus hidup plastik” perlu dipikirkan kembali

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menyatakan bahwa hubungan masyarakat dengan plastik perlu diubah. Menurut badan tersebut, penggunaan bahan tersebut merusak alam, menimbulkan risiko kesehatan dan memperburuk krisis iklim.

Perjanjian global yang ambisius mengenai plastik adalah solusi utama untuk mengatasi permasalahan ini polusi. Pada akhir tahun 2024, negara-negara diharapkan menyelesaikan negosiasi perjanjian global untuk mengakhirinya polusi plastik.

PUBLISITAS

Akhiri polusi plastik

Keputusan tersebut diadopsi pada sesi ke-5 Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unea), pada Maret 2022. Resolusi tersebut dipuji sebagai pakta lingkungan hidup multilateral yang paling penting sejak Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim. 

Keputusan yang diambil selama negosiasi ini dapat secara radikal mengubah cara produksi, konsumsi, dan pembuangan plastik, karena tujuannya adalah untuk mengembangkan instrumen internasional yang mengikat secara hukum mengenai polusi plastik, termasuk di lingkungan laut.

Komite Negosiasi Antar Pemerintah

Komite Negosiasi Antarpemerintah, yang dibentuk untuk merancang perjanjian tersebut, diorganisir oleh UNEP dan terdiri dari delegasi dari Negara-negara Anggota.

PUBLISITAS

Sejak Unea-5, para peserta telah bertemu untuk membahas rincian instrumen hukumnya. Sesi pertama diadakan pada bulan November 2022 di Punta del Este, Uruguay, dengan lebih dari 2,3 peserta dari 160 negara dan kelompok pemangku kepentingan. Perundingan putaran kedua berlangsung di Paris, Prancis, pekan lalu.

Siklus hidup plastik

Meskipun polusi plastik sering dibingkai sebagai masalah pengelolaan sampah, konsep ini mencakup semua dampak negatif dan emisi yang dihasilkan dari produksi dan konsumsi bahan dan produk plastik sepanjang siklus hidupnya.

Mulai dari ekstraksi dan pengolahan bahan mentah hingga desain, manufaktur, distribusi, penggunaan dan pembuangan, plastik berdampak pada kesehatan manusia dan planet ini.

PUBLISITAS

Pendekatan siklus hidup membantu mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua potensi dampak yang disebabkan oleh produk plastik, layanan, dan alternatifnya di setiap tahap rantai nilai.

Bagi UNEP, semua tahapan harus diatasi untuk mengurangi polusi dan limbah.

plastik
Reproduksi/Hapus Percikan

Fakta yang relevan

Menurut UNEP, dunia memproduksi 430 juta ton plastik setiap tahunnya. Hanya 9% yang didaur ulang. Dengan kecepatan saat ini, produksi plastik diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2060.

PUBLISITAS

Badan tersebut memperingatkan bahwa dua pertiga produk plastik memiliki siklus curto, segera dibuang.

UNEP juga memperingatkan bahwa kerugian sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh polusi plastik sangatlah tinggi: US$1,3 triliun per tahun.

Diperkirakan dunia menghasilkan 139 juta metrik ton sampah plastik sekali pakai pada tahun 2021. Jumlah ini setara dengan lebih dari 13,7 Menara Eiffel. 😱

PUBLISITAS

Dengan penerapan kebiasaan baru, rantai plastik dapat menciptakan 700 lapangan kerja bagi pekerja informal.

(Dengan Berita PBB)

Baca juga:

* Teks artikel ini sebagian dihasilkan oleh alat kecerdasan buatan, model bahasa canggih yang membantu dalam persiapan, peninjauan, penerjemahan, dan ringkasan teks. Entri teks dibuat oleh Curto Berita dan tanggapan dari alat AI digunakan untuk meningkatkan konten akhir.
Penting untuk digarisbawahi bahwa alat AI hanyalah alat, dan tanggung jawab akhir atas konten yang dipublikasikan terletak pada Curto Berita. Dengan menggunakan alat-alat ini secara bertanggung jawab dan etis, tujuan kami adalah memperluas kemungkinan komunikasi dan mendemokratisasi akses terhadap informasi berkualitas.
🤖

gulir ke atas