Kredit gambar: AFP

Industri energi harus menjadi bagian dari perjuangan iklim, kata ketua COP28

Industri energi harus berperan dalam kampanye melawan pemanasan global – kata Selasa ini (7), di India, presiden KTT iklim PBB tahun ini, yang juga memimpin raksasa minyak. Sultan Ahmed Al-Jaber, utusan khusus perubahan iklim untuk UEA, negara penyelenggara COP28, membantah bahwa hal ini mewakili "konflik kepentingan" dengan perannya sebagai CEO perusahaan minyak nasional ADNOC.

"Ini bukan konflik kepentingan. Merupakan kepentingan kita bersama agar industri energi bekerja sama dalam mencari solusi yang dibutuhkan dunia“, katanya pada konferensi India Energy Week di Bangalore.

PUBLISITAS

"A transisi energi Hal ini mengharuskan setiap lapisan masyarakat untuk bekerja sama dalam upaya inklusif, dan itu tentu saja termasuk upaya industri energi,” tambahnya.

al jaber lebih lanjut mengatakan bahwa transisi energi dapat membawa “lompatan terbesar dalam kemakmuran ekonomi sejak Revolusi Industri pertama”, dengan menegaskan bahwa “dunia masih membutuhkan hidrokarbon dan akan membutuhkannya sebagai jembatan antara sistem energi saat ini dan sistem energi baru”.

“Kita tidak bisa memutuskan sistem energi yang ada saat ini sebelum membangun yang baru. Oleh karena itu, kita harus meminimalkan jejak karbonnya (dan) hanya berinvestasi pada barel dengan intensitas karbon paling sedikit”, argumennya.

PUBLISITAS

al jaber promeAnda menggunakan pengalaman dan koneksi Anda untuk “menyatukan seluruh industri energi untuk mempercepat.”

Aktivis iklim mengkritik keputusan untuk mengorganisir COP28 di Uni Emirat Arab, produsen minyak utama, serta pilihan al jaber sebagai presiden KTT tersebut.

Kerajaan Teluk, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan di Dubai pada bulan November dan Desember, mengklaim bahwa minyak masih sangat diperlukan bagi perekonomian global.

PUBLISITAS

Diselenggarakan November lalu di Mesir, COP27 diakhiri dengan teks yang dikritik yang mencakup bantuan untuk negara-negara berpenghasilan rendah yang terkena dampak perubahan iklim, namun tanpa mengadopsi target baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Kita harus menghilangkan kemiskinan energi, sekaligus menjaga suhu 1,5°C tetap hidup,” katanya al jaber, mengacu pada tujuan mempertahankan pemanasan global di bawah 1,5°C dibandingkan dengan tingkat pra-industri. “Dan kita harus beralih dari membicarakan tujuan menjadi melakukan pekerjaan,” tambahnya.

(dengan AFP)

Baca juga:

Menerima berita dan newsletters dari Curto Berita melalui Telegram dan WhatsApp.

Menerima berita dan newsletters dari Curto Berita oleh Telegram e WhatsApp.

PUBLISITAS

gulir ke atas