Antonio Guterrez
Kredit gambar: Reproduksi/Youtube

Separuh negara tidak siap menghadapi bencana alam, PBB memperingatkan melalui video

Separuh negara di dunia tidak mampu menghadapi bencana alam karena kurangnya sistem peringatan risiko yang memungkinkan terjadinya antisipasi bencana, demikian peringatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Negara-negara berkembang berada dalam kondisi yang lebih buruk meskipun mereka berada di garis depan dalam menghadapi perubahan iklim, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh dua badan PBB: Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Kurang dari separuh negara berkembang dan hanya sepertiga negara berkembang kepulauan kecil yang memiliki sistem peringatan dini multi-bahaya.

PUBLISITAS

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menarik perhatian dunia terhadap masalah ini dalam presentasi video laporan (Ekstraterrestrial). Jam tangan:

Video oleh: AFP

Banyak sistem peringatan yang hanya mencakup satu jenis bencana alam, seperti banjir atau angin topan, namun PBB menyoroti bahwa investasi pada sistem multi-risiko menjadi semakin penting.

Sistem seperti ini, misalnya, dapat memperingatkan masyarakat mengenai risiko likuifaksi tanah setelah gempa bumi atau tanah longsor, atau memperingatkan mengenai ancaman epidemiologi setelah hujan lebat.

PUBLISITAS

Pada Hari Meteorologi Sedunia, tanggal 23 Maret, PBB mengumumkan niatnya agar semua penghuni planet ini mendapat perlindungan sistem peringatan terhadap fenomena cuaca ekstrem dan bencana alam. pemanasan global dalam kurun waktu lima tahun.

WMO akan memaparkan rencana aksi untuk mencapai tujuan tersebut pada konferensi iklim PBB berikutnya, COP27, yang akan berlangsung pada bulan November di Mesir.

(dengan AFP)

Baca juga:

(🚥): mungkin memerlukan registrasi dan/atau tanda tangan 

(🇮🇧): konten dalam bahasa Inggris

(*): konten dalam bahasa lain diterjemahkan oleh Google Penerjemah

PUBLISITAS

gulir ke atas