Kredit gambar: Rodrigo Nunes

Mammogram menurun selama pandemi dan kasus menjadi lebih serius

Hanya 17% wanita berusia antara 50 dan 69 tahun yang melakukan pemeriksaan pencegahan kanker payudara sepanjang tahun 2021, menurut survei SUS Panorama of Breast Cancer. Secara total, terdapat 2,05 juta perempuan yang mengikuti ujian, jumlah yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 (1,4 juta), namun masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019, ketika cakupan mencapai 23% dari kelompok usia tersebut. Situasi ini mengkhawatirkan para dokter, karena penyembuhan penyakit ini bergantung pada pengobatan dini.

Survei tersebut dilakukan oleh Avon Institute dan Oncology Observatory, berdasarkan informasi dari DataSUS pada tahun 2015 hingga 2021. Penurunan jumlah ujian masih merupakan cerminan dari pandemi, kata Nina Melo, koordinator Observatorium. “Kami masih mendapat banyak sekali permintaan dari orang-orang yang berhenti mengikuti ujian jenis ini,” katanya.

PUBLISITAS

Wilayah Brasil yang memiliki cakupan terendah adalah wilayah Utara dan Barat Tengah. Antara tahun 2020 dan 2021, hanya 9% pasien dalam kelompok usia ini yang mengikuti ujian, angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata nasional. Negara Bagian São Paulo memiliki jumlah prosedur tertinggi, yaitu 31% dari total.

Pada tahun 2020, data dari Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan bahwa kanker payudara sudah menjadi jenis penyakit yang paling banyak didiagnosis (24,5%) dan bertanggung jawab atas 6,9% kematian. .

Menunggu pengobatan

Data lain yang disoroti oleh penelitian tersebut mengatakan bahwa lebih dari 60% wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara di negara tersebut antara tahun 2015 dan 2021 memulai pengobatan lebih lambat dari yang direkomendasikan. Masa tunggu maksimum dalam sistem kesehatan masyarakat, yang ditentukan oleh undang-undang, harus 60 hari setelah penyakit teridentifikasi. Pada tahun 2020, rata-rata waktu interval tersebut mencapai 174 hari.

PUBLISITAS

Anggota Komite Ilmiah Instituto Vencer O Câncer, ahli onkologi Abraão Dornellas mengklasifikasikan penundaan antara diagnosis dan pengobatan sebagai “tidak dapat diterima”. “Perlu dipahami bahwa tidak ada gunanya membuat diagnosis dini jika Anda tidak melakukan pengobatan dini.”

Ahli onkologi Caroline Rocha, dari Rumah Sakit AC Carmargo, mengatakan bahwa setelah kurangnya pemeriksaan selama pandemi, banyak wanita datang dengan lesi yang teraba. “Setelah berkurangnya permintaan akibat pandemi, terjadi peningkatan permintaan terhadap pasien, namun banyak di antaranya berada pada stadium penyakit yang lebih lanjut”, ujarnya.

(Estadão Conteúdo)

gulir ke atas